Elektrokardiografi
( EKG )
Marlisa, S.Kep,Ns,M.Kep
A. Prinsip Dasar
Aktivitas elektrik ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion
yang bertukar melewati membrane sel
Elektroda yang dapat menghantarkan aktivitas listrik dari
jantung ke mesin EKG ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan
precordium dada.
Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram.
Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram.
Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang
pada kertas EKG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T.
Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada defleksi terhadap garis
isoelektrik (garis yang menunjukkan tidak adanya energi). Garis isoelektrik
dapat ditentukan dengan melihat interval dari T hingga P.
·
Gelombang
P adalah defleksi positif yang pertama dan merepresentasikan depolarisasi
atrium.
·
Gelombang
Q merupakan defleksi negative pertama setelah gelombang P.
·
Gelombang
R merupakan defleksi positif pertama setelah gelombang P.
·
Gelombang
S merupakan defleksi negative setelah gelombang R.
·
Bentuk
gelombang QRS biasanya dilihat sebagai satu unit dan merepresentasikan
depolarisasi ventrikel.
·
Gelombang
T mengikuti gelombang S dan bergabung dengan kompleks QRS sebagai segmen ST.
·
Gelombang
T merepresentasikan kembalinya ion ke dalam sisi (appropriate) dalam membrane
sel. Ini sama dengan relaksasi dari serabut otot dan menggambarkan repolarisasi
ventrikel.
·
Interfal
QT merupakan waktu antara gelombang Q dan gelombang T.
B. Indikasi
·
Miokardium
infark dan tipe penyakit arteri koroner lainnya, seperti angina.
Disritmia jantung
Disritmia jantung
·
Pembesaran
jantung.
·
Gangguan
elektrolit, terutama kalsium dan kalium.
·
Penyakit
inflamasi pada jantung.
·
Efek
obat-obatan pada jantung seperti digitalis (lanoxin) dan Tricyclic
antidepressants
C. Lead EKG dan interpretasi gelombang normal
EKG standard terdiri dari 12 leads (I, II, III, aVR, aVL,
aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6)
a. Setiap lead mencatat aktivitas elektrik jantung dari posisi anatomi yang
a. Setiap lead mencatat aktivitas elektrik jantung dari posisi anatomi yang
berbeda
b. Identifikasi dari perubahan miokardium pada lead tertentu dapat membantu
b. Identifikasi dari perubahan miokardium pada lead tertentu dapat membantu
menentukan
kondisi patologis.
Amplitudo normal dari gelombang P kurang lebih 3 mm, durasi
normal dari gelombang P adalah 0,04-0,11 detik. Gelombang P yang lebih dari
nilai ini diketahui adanya deviasi dari normal.
Interval PR diukur dari naiknya gelombang P ke sambungan QR
dan normalnya sekitar 0,12 dan 0,20 detik.
a. Interval PR merepresentasikan waktu
transmisi impuls dari nodus SA ke nodus AV.
b. Adanya kelambatan pada nodus AV untuk
memungkinkan pengisian ventricular yang adekuat untuk mempertahankan stoke volume
yang normal (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kontraksi).
Kompleks QRS mengandung gelombang dan
segmen yang berbeda, yang dapat dievaluasi secara terpisah. Kompleks QRS
normalnya sekitar 0,06 dan 0,10 detik.
a) Gelombang Q, penurunan pertama setelah
gelombang P, biasanya dalamnya kurang dari 3 mm. Gelombang Q yang sangat
defleksi merupakan keadaan yang tidak normal pada jantung yang sehat. Gelombang
Q patologis biasanya mengidentifikasi adanya old MI.
b) Gelombang R merupakan gelombang
defleksi positif pertama setelah gelombang P, normalnya memiliki tinggi sekitar
5-10mm. Peningkatan dan penurunan amplitude menjadi sangat signifikan pada
beberapa kondisi penyakit. Hipertropi ventricular akan menimbulkan gelombang R
yang sangat tinggi karena hipertropi otot memerlukan arus listrik yang sangat
kuat untuk depolarisasi.
c) Segmen ST dimulai di akhir gelombang
S, merupakan defleksi negative pertama setelah gelombang R dan berakhir pada
peningkatan gelombang T.
d) Gelombang T mereprentasikan
repolarisasi serabut miokardium atau keadaan istirahat dari kerja miokardium,
gelombang T harus selalu ada. Gelombang T normal tidak boleh lebih dari 5 mm
pada semua lead, kecuali lead precordial (V1-V6), dimana disini dapat setinggi
10 mm.
D. Hal-hal yang harus diperhatikan saat
perawatan pasien
Lakukan pemeriksaan EKG atau monitor
EKG yang terus menerus jika ada indikasi.
a. Berikan privasi dan minta klien untuk melepaskan pakaiannya, terutama di bagian
a. Berikan privasi dan minta klien untuk melepaskan pakaiannya, terutama di bagian
dada, pergelangan tangan dan mata kaki.
b. Tempatkan lead pada dada dan
ekstremitas sesuai label, gunakan self-adhesive
electrode atau gel yang larut air atau bahan-bahan pengkonduksi lainnya.
c. Instruksikan klien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk atau berbicara saat
c. Instruksikan klien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk atau berbicara saat
dilakukan pencatatan EKG untuk mencegah terjadinya artifact.
d. Yakinkan mesin EKG telah terpasang
pada saklar dan grounded
e. Jika dilakukan monitoring jantung
terus menerus, ajarkan klien parameter gerakan
dan tidak panic ketika terdengar suara alam.
Interpretasi EKG.
a. Tentukan frekuensi denyut jantung.
Apakah terlalu cepat, lambat atau normal
1. Penentuan frekuensi denyut jantung dengan cepat dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kompleks QRS dalam interval waktu 6 detik dan kalikan kompleks QRS yang didapat dengan 10.
Catatan : Kita harus berhati-hati
dengan metode ini, karena metode ini hanya akurat untuk irama yang terjadi
dalam interval normal dan tidak dapat digunakan untuk menentukan frekuensi
denyut jantung dengan irama yang irregular. Untuk keakuratan, ketidakteraturan
irama selalu dihitung untuk setiap 1 menit.
2. Frekuensi denyut jantung juga
dapat dihitung dengan membagi 300 dengan jumlah lima kotak besar yang ada
diantara 2 kompleks QRS. Tiga ratus blok besar merepresentasikan 1 menit pada
kertas EKG.
b. Kemudian tentukan iramanya. Apakah
iramanya regular, irregular, regulary irregular atau irregulary irregular ?
c. Akhirnya, perhatikan setiap
gelombang dan segmenb untuk melihat adanya abnormalitas.
1. Lihat gelombang P, apakah ada
untuk setiap kompleks QRS? Apakah gelombang ini
tidak ada, seperti pada junction rhythm? Apakah digantikan oleh bentuk
gelombang lain? Seperti apa
bentuknya? Apakah mirip , bentuknya bagus atau
bentuknya berubah seperti pada fibrilasi atrial atau takikardi atrial
paroksimal?
2. Hitung interval PR. Interval PR yang terlalu lama dapat menjadi prekrusor untuk
2. Hitung interval PR. Interval PR yang terlalu lama dapat menjadi prekrusor untuk
berbagai heart block karena terapi obat atau penyakit miokardial.
3. Lihat adanya gelombang Q patologis atau jika waktunya lebih dari 0,04 detik dan
3. Lihat adanya gelombang Q patologis atau jika waktunya lebih dari 0,04 detik dan
jika dalamnya lebih dari 3 mm
atau lebih besar dari sepertiga tinggi gelombang R.
4. Hitung kompleks S. Apakah mereka identik dalam bentuknya? Apakah mereka
4. Hitung kompleks S. Apakah mereka identik dalam bentuknya? Apakah mereka
turun terlalu awal? Apakah bentuknya bervariasi? Apakah ada jarak dan
aneh,
menunjukkan adanya kontraksi ventikular premature?
5. Perhatikan segmen ST. Elevasi
segmen ST menunjukkan adanya pola injury dan
biasanya terjadi pada perubahan
awal di miokardial infark akut. ST depresi terjadi
pada keadaan iskemi. Perubahan
kadar kalsium dan kalium juga mempengaruhi
segmen ST.
6. Lihat gelombang T. Apakah defleksi
positif atau negatif? Gelombang T yang
terbalik mengindikasikan terjadinya iskemia.
7. Hitung interval QT. Interval QT
yang normal tidak lebih dari satu setengah interval
PR. Interval QT yang terlalu lama mengindikasikan toksisitas digitalis,
quinidine
yang terlalu lama (Quinaglute) atau terapi prokainamide (Pronestyl) atau
hipomagnesia.
E. Alat dan bahan yang diperlukan
Mesin EKG
Kertas grafik EKG
Jelly
Tissue gulungKapas alcohoL
Tissue gulungKapas alcohoL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar