PROSEDUR
TINDAKAN BALUT BIDAI
Oleh
: Marlisa, M.Kep
A. PENGERTIAN
Balut
bidai adalah penanganan umum trauma ekstremitas atau imobilisasi dari lokasi trauma dengan
menggunakan penyangga misalnya splinting (spalk). Balut bidai adalah jalinan
bilah (rotan, bambu) sebagai kerai (untuk tikar, tirai penutup pintu, belat,
dsb) atau jalinan bilah bambu (kulit kayu randu dsb) untuk membalut tangan
patah dsb.
B. TUJUAN
BALUT BIDAI
1.
Memperrtahankan posisi bagian tulang
yang patah agar tidak bergerak
2.
Memberikan tekanan
3.
Melindungi bagian tubuh yang cedera
4.
Memberikan penyokong pada bagian
tubuh yang cedera.
5.
Mencegah terjadinya pembengkakan
6.
Mencegah terjadinya kontaminasi dan
komplikasi
7.
Memudahkan dalam transportasi
penderita.
C. PRINSIP
PEMASANGAN BALUT BIDAI
1.
Bahan yang digunakan sebagai bidai
tidak mudah patah atau tidak terlalu lentur
2.
Panjang bidai mencakup dua sendi
3.
Ikatan pada bidai paling sedikit dua
sendi terikat, bila bisa lebih dari dua ikatan lebih baik.
4.
Ikatan tidak boleh terlalu kencang
atau terlalu longgar.
5.
Prinsip pertolongan pertama pada
patah tulang
6.
Pertahankan posisi
7.
Cegah infeksi
8.
Atasi syok dan perdarahan
9.
Imobilisasi (fiksasi dengan
pembidaian)
10. Pengobatan
:
a. Antibiotika
b. ATS (Anti Tetanus Serum)
c. Anti inflamasi (anti radang)
d. Analgetik/ pengurang rasa sakit
D.
SYARAT
– SYARAT BALUT BIDAI :
1. Cukup kuat untuk menyokong
2. Cukup panjang
3. Diberi bantalan kapas
4. Ikat diatas dan dibawah garis fraktur (garis patah)
5. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendur.
1. Cukup kuat untuk menyokong
2. Cukup panjang
3. Diberi bantalan kapas
4. Ikat diatas dan dibawah garis fraktur (garis patah)
5. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendur.
E. MACAM-MACAM
PEMASANGAN BALUT BIDAI
1.
Spalk kayu
2.
Pneuma splint
3.
Traksi
4.
Vacuum matras
5.
Neck collar.
A. PERSIAPAN
ALAT DAN BAHAN
1.
Mitela yaitu pembalut berbentuk
segitiga
2.
Dasi yaitu mitela yang telipat-lipat
sehingga berbentuk dasi
3.
Pita yaitu penbalut berperekat
4.
Pembalut yang spesifik
5.
Kassa steril
6.
Sarung tangan steril bila perlu.
B. PROSEDUR
KERJA
1.
Jelaskan
prosedur kepada klien dan tanyakan keluhan klien
2.
Cuci
tangan dan gunakan handscoen steril
3.
Jaga
privasi klien
4.
Lihat
bagian tubuh yang akan dibidai
5.
Atur
posisi klien tanpa menutupi bagian yang akan dilakukan tindakan
6.
Lepaskan
pakaian atau perhiasan yang menutupi tenpat untuk mengambil tindakan.
7.
Perhatikan tempat yang akan dibalut:
a. Bagian tubuh yang mana
b. Apakah ada bagian luka terbuka atau
tidak
c. Bagaimana luas luka.
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian
tertentu atau tidak
8. Lakukan balut bidai dengan melewati dua sendi
9. Hasil balut bidai:
a.
Harus cukup jumlahnya, dimulai dari
bagian bawah tempat yang patah
b.
Tidak kendor dan keras.
10. Rapikan alat-alat yang tidak
pergunakan.
11. Buka sarung tangan jika dipakai dan
cuci tangan
12. Evaluasi dan dokumentasi tindakan.
C. PERHATIAN
1. Pemasangan
hati-hati
2. Ingat
nyeri dan kemungkinan syok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar