Senin, 25 Juni 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SYOK KARDIOGENI



Oleh : MARLISA,S.Kep,Ns,M.Kep


Defenisi :
Syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak cukup untuk mendistribusikan bahan-bahan makanan dan pengambilan sisa-sisa metabolisme.
Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi jaringan akibat dari kerusakan fungsi ventrikel kiri.

Dari segi hemodinamik syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang mengakibatkan :
1.    Tekanan arteri systole < 90 mmHg (hipotensi absolut) atau paling tidak 60mmHg dibawah tekanan basal (hipotensi relatif).
2.    Gangguan aliran darah keorgan-organ penting (kesadaranmenurun, vasokonstriksi perifer, oliguria (urine <30ml/jam))
3.    Tidak adanya gangguan preload atau proses non-miokardial sebagi etiologi syok (aritmia, asidosis atau depresan jantung  secara farmakologik maupun fisiologik)
4.    Adanya gangguan miokardial primer secara klinik atau laboratorik.

Ada 2 komponen penting dalam syok kardiogenik :
1.    Hipotensi : akibat memburuknya fungsi pompa jantung
2.    Gangguan perfusi jaringan sebagai konsekuensi hipotensi

Etiologi
Syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh karena gangguan mendadak fungsi jantung atau akibat penurunan fungsi kontraktil jantung kronik. Secara praktis syok kardiogenik timbul karena gangguan mekanik atau miopatik , bukan akibat gangguan elektrik primer.
Etiologi syok kardiogenik adalah :
1.    Infark miokard akut dengan segala komplikasinya
2.    Miokarditis akut
3.    Tamponade jantung akut
4.    Endokarditis infektif
5.    Trauma jantung
6.    Ruptur korda tendinea spontan
7.    Kardiomiopati tingkat akhir
8.    Stenosis valvular berat
9.    Regurgitasi valvular akut
10. Miksoma atrium kiri
11.  Komplikasi bedah jantung

Faktor Predisposisi :
a.    Umur yang relatif lebih tua : umumnya 60 tahun
b.    Telah terjadi payah jantung sebelumnya
c.    Adanya infark lama dan baru
d.    Lokasi pada dinding anterior lebih sering menimbulkan syok
e.    IMA yang meluas secara
f.    Komplikasi mekanik IMA :septum sobek, insufisiensi mitral, disenergi ventrikel
g.    Gangguan irama dan nyeri hebat
h.    Faktor ekstramiokardial:obat-obatan penyebab hipotensi dan hipovolemi

Patofisiologi
·        Kelainan fisiologis yang mendasar adalah  menurunnya kontraktilitas oto jantung sebagai konsekuensi tidak berfungsinya sebagian otot jantung ( ruptur dinding ventrikel, septum atau otot papilaris)
·        LVED (Left Ventricular End-Diastolic Pressure) dan Arterial  Pressure (LAP) meningkat dari sistolik outflow yang tidak efisien
·        Tekanan arteri pulmonari meningkat dan bagian cairan didalam pulmonari     (selaput interstisial dan alveoli) menurunkan permukaan untuk pertukaran gas
·        Penyebab kardiogenik syok pada umumnya berasal dari ventrikel kanan yang menjadi lemah akibat miokardial infark dan ketidak mampuan untuk mensuplai volume stroke memenuhi kebutuhan oksigenasi jaringan atau sel tubuh.
·        Kerusakan 40 % dari jantung karena miokardial infark merupakan presipitasi (faktor yang mempercepat) terjadinya syok.

Manifestasi klinis : 
Timbulnya kardiogenik syok dalam hubungannya dengan IMA dapat dikategorikan dalam :
1.    Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4 - 6 jam setelah infark akibat gangguan miokard masif atau ruptur dinding ventrikel kiri
2.    Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang
3.    timbul tiba-tiba 2 – 10 hari setelah infark disertai timbulnya bising mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau tanpa nyeri dada, tetapi sering dengan sesak nafas akut

Keluhan nyeri dada pada IMA biasanya :
Ø  Didaerah substernal , rasa seperti ditekan, diperas, seperti diikat, rasa dicekik dan disertai rasa takut.
Ø  Rasa nyeri menjalar keleher, rahang, lengan dan punggung
Ø  Nyeri biasanya hebat, berlangsung lebih dari ½ jam, tidak menghilang dengan obat-obat nitrat.

Keluhan umum yang sering timbul a.l :
Ø  Diaforesis (kulit basah)
Ø  Takipnea (pernafasan cepat dan dalam)
Ø  Denyut nadi cepat
Ø  Ronchi akibat adanya bendungan paru
Ø  Bunyi jantung lemah

Tanda awal dan lanjut sindrom syok
Tanda
Awal
Lanjut
Tekanan darah
Tekanan nadi menuru
Tekanan sistolik menurun
Tekanan sistolik meningkat
Haluaran urine
Penurunan konsentrasi natrium urine
Peningkatan osmolalitas urine
Penurunan volume urine
Perubahan asam basa
Respiratori alkalosis meningkat
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolic
Perfusi jaringan
Kadang-kadang kulit hangat,kering
Agak gelisah
Kulit dingin, lembab
Sensori kabur

Pemeriksaan Penunjang
Foto Thoraks
Umumnya normal atau kardiomegali ringan hingga sedang, edema paru interstisial/alveolar dan mungkin ditemukan efusi pleura.
EKG
Umumnya menunjukkan IMA dengan atau tanpa gelombang Q dan elektrik alternans menunjukkan adanya efusi perikardial dengan tamponade jantung

Echokardiografi
Penting untuk menilai hipokinesis berat ventrikel difus atau segmental (bila berasal dari infark miokard). Efusi pericardial,katup mitral dan aorta, ruptum septum dan pintasan intrakardiak.

Diagnosa banding
z Syok hipovolemik atau sepsis
z Emboli paru
z Tamponade jantung akut
z Pengaruh obat-obatan yang berlebihan
z Ketoasidosis diabetik
z Penyakit pembuluh darah otak
z Perdarahan internal akut
z Pneumothoraks tension
z Dehidrasi atau hipovolemia
z Insufisiensi pernafasan akut

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN SYOK KARDIOGENIK
Pengkajian
Data-data yang dapat ditemukan pada saat pengkajian meliputi :
      Gelisah ,ansietas, tekanan darah menurun
      Tekanan sistolik <90 mmHg (hipotensi)
      Tekanan ventrikel kiri ® peningkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri, peningkatan tekanan atrium kiri
      Takikardi ® nadi radialis halus, nadi perifer tidak ada atau berkurang
      Distress pernafasan ® takipnea,hipoksia
      Perubahan tingkat kesadaran ® apatis, letargi, semicoma, coma
      Perubahan kulit ® pucat, dingin, lembab, sianosis
      Perubahan suhu tubuh ® subnormal, meningkat
      Sangat kehausan
      Mual muntah
      Status ginjal ® haluaran urine dibawah 20 ml/jam, kreatinin serum meningkat , nitrogen urea serum meningkat
      Perubahan EKG ® perubahan iskemi, disritmia, fibrilasi ventrikel
      Kenyamanan ® Nyeri dada, nyeri abdominal

Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
1.    Perubahan perfusi jaringan (cerebral, kardiopulmonal,perifer) b/d penurunan curah jantung

Tujuan:
Perfusi jaringan dipertahankan dengan Kriteria :
o     Tekanan darah dalam batas normal
o     Haluaran urine normal
o     Kulit hangat dan kering
o     Nadi perifer > 2 kali suhu tubuh

Rencana tindakan :     
·        Kaji tanda dan gejala yang menunjukkan gangguan perfusi
·         jaringan
·        Pertahankan tirah baring (bedrest total) dengan posisi ekstremitas memudahkan sirkulasi
·        Pertahankan terapi parenteral sesuai dengan program terapi, seperti darah lengkap, dll
·        Ukur intake dan output setiap jam
·        Berikan obat sesuai dengan anjuran
·        Pertahankan klien hangat dan kering

2.    Penurunan curah jantung b/d faktor mekanis (preload, afterload dan kontraktilitas miokard)
Tujuan :
Klien memperlihatkan peningkatan curah jantung dengan kriteria:
o     Tanda vital dalam batas normal
o     Curah jantung dalam batas normal
o     Perbaikan mental

Rencana tindakan:
·        Pertahankan posisi terbaik untuk meningkatkan ventilasi optimal dengan meninggikan kepala tempat tidur 30 –60 derajat
·        Pertahnakan tirah baring penuh (bedrest total)
·        Pantau EKG secara kontinu
·        Pertahnakan cairan parenteral
·        Pantau vital sign tiap jam
·        Berikan oksigen sesuai terapi
·        Beri obat-obatan sesuai terapi
·        Auskultasi bunyi jantung setiap 2 –4 jam sekali
·        Batasi rencan aktifitas : berikan waktu istirahat antar prosedur
·        Hindari konstipasi, mengedan atau perangsangan rectal

3.    Kerusakan pertukaran gas b/d peningkatan permeabilitas kapiler pulmonal
Tujuan :
Klien memperlihatkan peningkatan ventilasi dengan kriteria:
o     Klien bernafas tanpa kesulitan
o     Paru-paru bersih
o     Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas normal

Rencana tindakan :
·        Kaji pola nafas, perhatikan frekuensi dan kedalaman pernafasan
·        Auskultasi paru-paru setiap 1-2 jam sekali
·        Pantau seri AGDA
·        Berikan oksigen sesuai kebutuhan
·        Lakukan penghisapan lendir bila ada indikasi
·        Bantu dan anjurkan klien batuk efektif dan nafas dalam

4.    Ansietas/ takut b/d ancaman biologis yang aktual atau potensial
Tujuan :
Ansietas/rasa takut klien terkontrol dengan kriteria :
o     klien mengungkapkan penurunan ansietas
o     klien tenang dan relaks
o     klien dapat beristirahat dengan tenang

Rencana tindakan :
·        Tentukan sumber kecemasan dan ketakutan klien
·        Jelaskan prosedur dan pengobatan
·        Bila ansietas sedang berlangsung temani klien
·        Antisipasi kebutuhan klien
·        Pertahankan lingkungan yang tenang







Tidak ada komentar:

Posting Komentar