Oleh : MARLISA,S.Kep,Ns,M.Kep
Defenisi
:
Syok kardiogenik
adalah kelainan jantung primer yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak cukup
untuk mendistribusikan bahan-bahan makanan dan pengambilan sisa-sisa metabolisme.
Syok kardiogenik
adalah syok yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi jaringan akibat dari
kerusakan fungsi ventrikel kiri.
Dari segi hemodinamik syok kardiogenik adalah kelainan
jantung primer yang mengakibatkan :
1.
Tekanan arteri systole < 90 mmHg (hipotensi
absolut) atau paling tidak 60mmHg dibawah tekanan basal (hipotensi relatif).
2.
Gangguan aliran darah keorgan-organ penting
(kesadaranmenurun, vasokonstriksi perifer, oliguria (urine <30ml/jam))
3.
Tidak adanya gangguan preload atau proses non-miokardial
sebagi etiologi syok (aritmia, asidosis atau depresan jantung secara farmakologik maupun fisiologik)
4.
Adanya gangguan miokardial primer secara klinik
atau laboratorik.
Ada 2 komponen penting dalam syok kardiogenik :
1.
Hipotensi : akibat memburuknya fungsi pompa
jantung
2.
Gangguan perfusi jaringan sebagai konsekuensi
hipotensi
Etiologi
Syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh karena gangguan
mendadak fungsi jantung atau akibat penurunan fungsi kontraktil jantung kronik.
Secara praktis syok kardiogenik timbul karena gangguan mekanik atau miopatik ,
bukan akibat gangguan elektrik primer.
Etiologi syok kardiogenik adalah :
1.
Infark miokard akut dengan segala komplikasinya
2.
Miokarditis akut
3.
Tamponade jantung akut
4.
Endokarditis infektif
5.
Trauma jantung
6.
Ruptur korda tendinea spontan
7.
Kardiomiopati tingkat akhir
8.
Stenosis valvular berat
9.
Regurgitasi valvular akut
10. Miksoma
atrium kiri
11. Komplikasi
bedah jantung
Faktor Predisposisi :
a.
Umur yang relatif lebih tua : umumnya 60 tahun
b.
Telah terjadi payah jantung sebelumnya
c.
Adanya infark lama dan baru
d.
Lokasi pada dinding anterior lebih sering
menimbulkan syok
e.
IMA yang meluas secara
f.
Komplikasi mekanik IMA :septum sobek,
insufisiensi mitral, disenergi ventrikel
g.
Gangguan irama dan nyeri hebat
h.
Faktor ekstramiokardial:obat-obatan penyebab
hipotensi dan hipovolemi
Patofisiologi
·
Kelainan fisiologis yang mendasar adalah menurunnya kontraktilitas oto jantung sebagai
konsekuensi tidak berfungsinya sebagian otot jantung ( ruptur dinding
ventrikel, septum atau otot papilaris)
·
LVED (Left Ventricular End-Diastolic Pressure)
dan Arterial Pressure (LAP) meningkat
dari sistolik outflow yang tidak efisien
·
Tekanan arteri pulmonari meningkat dan bagian
cairan didalam pulmonari (selaput
interstisial dan alveoli) menurunkan permukaan untuk pertukaran gas
·
Penyebab kardiogenik syok pada umumnya berasal
dari ventrikel kanan yang menjadi lemah akibat miokardial infark dan ketidak
mampuan untuk mensuplai volume stroke memenuhi kebutuhan oksigenasi jaringan
atau sel tubuh.
·
Kerusakan 40 % dari jantung karena miokardial
infark merupakan presipitasi (faktor yang mempercepat) terjadinya syok.
Manifestasi klinis :
Timbulnya kardiogenik syok dalam hubungannya dengan IMA
dapat dikategorikan dalam :
1.
Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4 - 6 jam
setelah infark akibat gangguan miokard masif atau ruptur dinding ventrikel kiri
2.
Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari
sebagai akibat infark berulang
3.
timbul tiba-tiba 2 – 10 hari setelah infark
disertai timbulnya bising mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi
elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau tanpa nyeri dada, tetapi sering
dengan sesak nafas akut
Keluhan nyeri dada pada IMA biasanya :
Ø
Didaerah substernal , rasa seperti ditekan,
diperas, seperti diikat, rasa dicekik dan disertai rasa takut.
Ø
Rasa nyeri menjalar keleher, rahang, lengan dan
punggung
Ø
Nyeri biasanya hebat, berlangsung lebih dari ½
jam, tidak menghilang dengan obat-obat nitrat.
Keluhan umum yang sering timbul a.l :
Ø
Diaforesis (kulit basah)
Ø
Takipnea (pernafasan cepat dan dalam)
Ø
Denyut nadi cepat
Ø
Ronchi akibat adanya bendungan paru
Ø
Bunyi jantung lemah
Tanda awal dan lanjut sindrom syok
Tanda
|
Awal
|
Lanjut
|
Tekanan darah
|
Tekanan nadi menuru
Tekanan sistolik
menurun
|
Tekanan sistolik
meningkat
|
Haluaran urine
|
Penurunan konsentrasi
natrium urine
Peningkatan osmolalitas
urine
|
Penurunan volume urine
|
Perubahan asam basa
|
Respiratori alkalosis
meningkat
Asidosis metabolik
|
Alkalosis metabolic
|
Perfusi jaringan
|
Kadang-kadang kulit
hangat,kering
Agak gelisah
|
Kulit dingin, lembab
Sensori kabur
|
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thoraks
Umumnya normal atau kardiomegali ringan hingga sedang,
edema paru interstisial/alveolar dan mungkin ditemukan efusi pleura.
EKG
Umumnya menunjukkan IMA dengan atau tanpa gelombang Q dan
elektrik alternans menunjukkan adanya efusi perikardial dengan tamponade
jantung
Echokardiografi
Penting untuk menilai hipokinesis berat ventrikel difus
atau segmental (bila berasal dari infark miokard). Efusi pericardial,katup
mitral dan aorta, ruptum septum dan pintasan intrakardiak.
Diagnosa banding
z
Syok hipovolemik atau sepsis
z
Emboli paru
z
Tamponade jantung akut
z
Pengaruh obat-obatan yang berlebihan
z
Ketoasidosis diabetik
z
Penyakit pembuluh darah otak
z
Perdarahan internal akut
z
Pneumothoraks tension
z
Dehidrasi atau hipovolemia
z
Insufisiensi pernafasan akut
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN SYOK KARDIOGENIK
Pengkajian
Data-data yang dapat ditemukan pada saat pengkajian
meliputi :
♫ Gelisah
,ansietas, tekanan darah menurun
♫ Tekanan
sistolik <90
mmHg (hipotensi)
♫ Tekanan
ventrikel kiri ®
peningkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri, peningkatan tekanan atrium
kiri
♫ Takikardi
®
nadi radialis halus, nadi perifer tidak ada atau berkurang
♫ Distress
pernafasan ®
takipnea,hipoksia
♫ Perubahan
tingkat kesadaran ®
apatis, letargi, semicoma, coma
♫ Perubahan
kulit ®
pucat, dingin, lembab, sianosis
♫ Perubahan
suhu tubuh ®
subnormal, meningkat
♫ Sangat
kehausan
♫ Mual
muntah
♫ Status
ginjal ®
haluaran urine dibawah 20 ml/jam, kreatinin serum meningkat , nitrogen urea
serum meningkat
♫ Perubahan
EKG ®
perubahan iskemi, disritmia, fibrilasi ventrikel
♫ Kenyamanan
®
Nyeri dada, nyeri abdominal
Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
1.
Perubahan perfusi jaringan (cerebral,
kardiopulmonal,perifer) b/d penurunan curah jantung
Tujuan:
Perfusi
jaringan dipertahankan dengan Kriteria :
o Tekanan
darah dalam batas normal
o Haluaran
urine normal
o Kulit
hangat dan kering
o Nadi
perifer >
2 kali suhu tubuh
Rencana tindakan :
·
Kaji tanda dan gejala yang menunjukkan gangguan
perfusi
·
jaringan
·
Pertahankan tirah baring (bedrest total) dengan
posisi ekstremitas memudahkan sirkulasi
·
Pertahankan terapi parenteral sesuai dengan
program terapi, seperti darah lengkap, dll
·
Ukur intake dan output setiap jam
·
Berikan obat sesuai dengan anjuran
·
Pertahankan klien hangat dan kering
2.
Penurunan curah jantung b/d faktor mekanis
(preload, afterload dan kontraktilitas miokard)
Tujuan :
Klien memperlihatkan
peningkatan curah jantung dengan kriteria:
o
Tanda vital dalam batas normal
o
Curah jantung dalam batas normal
o
Perbaikan mental
Rencana tindakan:
·
Pertahankan posisi terbaik untuk meningkatkan
ventilasi optimal dengan meninggikan kepala tempat tidur 30 –60 derajat
·
Pertahnakan tirah baring penuh (bedrest total)
·
Pantau EKG secara kontinu
·
Pertahnakan cairan parenteral
·
Pantau vital sign tiap jam
·
Berikan oksigen sesuai terapi
·
Beri obat-obatan sesuai terapi
·
Auskultasi bunyi jantung setiap 2 –4 jam sekali
·
Batasi rencan aktifitas : berikan waktu
istirahat antar prosedur
·
Hindari konstipasi, mengedan atau perangsangan
rectal
3.
Kerusakan pertukaran gas b/d peningkatan
permeabilitas kapiler pulmonal
Tujuan :
Klien memperlihatkan
peningkatan ventilasi dengan kriteria:
o
Klien bernafas tanpa kesulitan
o
Paru-paru bersih
o
Kadar PO2 dan PCO2 dalam
batas normal
Rencana tindakan :
·
Kaji pola nafas, perhatikan frekuensi dan
kedalaman pernafasan
·
Auskultasi paru-paru setiap 1-2 jam sekali
·
Pantau seri AGDA
·
Berikan oksigen sesuai kebutuhan
·
Lakukan penghisapan lendir bila ada indikasi
·
Bantu dan anjurkan klien batuk efektif dan nafas
dalam
4.
Ansietas/ takut b/d ancaman biologis yang aktual
atau potensial
Tujuan :
Ansietas/rasa takut klien
terkontrol dengan kriteria :
o
klien mengungkapkan penurunan ansietas
o
klien tenang dan relaks
o
klien dapat beristirahat dengan tenang
Rencana tindakan :
·
Tentukan sumber kecemasan dan ketakutan klien
·
Jelaskan prosedur dan pengobatan
·
Bila ansietas sedang berlangsung temani klien
·
Antisipasi kebutuhan klien
·
Pertahankan lingkungan yang tenang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar